
LEBAK – Alun-Alun Rangkasbitung jadi lebih ramai dari biasanya. Bukan karena acara besar, tapi karena sebuah mobil biru-putih bertuliskan Mobil Pintar milik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lebak berhenti di tepi jalan. Anak-anak langsung mengerubungi. Minggu (10/8/2025).
Begitu pintu samping dibuka, rak penuh buku langsung menyambut. Dari cerita rakyat, buku pengetahuan, sampai komik edukatif — semua gratis dibaca siapa saja. Program Mobil Pintar ini memang rutin keliling kecamatan demi mengantar literasi ke pelosok.
Tapi ada yang bikin geleng kepala. Tidak ada tangga, pijakan, atau alat bantu lain. Anak-anak akhirnya memanjat ban, naik kursi plastik, bahkan berjinjit di velg demi meraih buku favoritnya.
“Tanpa fasilitas sederhana seperti tangga atau bantuan petugas, program ini terasa setengah matang. Niatnya mulia, tapi desainnya tak ramah anak. Yang ada, anak-anak justru terancam jatuh demi selembar buku,” keluh orang tua pada wartawan.
Menurutnya, membawa buku ke jalan itu baik, tapi literasi sejati adalah memastikan semua orang, apalagi anak-anak agar bisa mengaksesnya dengan aman dan nyaman.
“Semoga masukan sederhana ini dapat diterima oleh pemkab lebak,” harapnya.